tag:blogger.com,1999:blog-6445582935084578912024-03-13T19:23:08.908-07:00Manusia PurbaTika Tisnawatihttp://www.blogger.com/profile/04841225418531413517noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-644558293508457891.post-78762809668490050102009-05-09T06:05:00.000-07:002009-05-09T06:20:59.701-07:00<p style="text-align: center; color: rgb(255, 153, 255);"><span style="font-size:100%;"><b><span style="color: rgb(0, 102, 0);">MANUSIA PURBA</span><br /></b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b><br /></b></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b>Prasejarah</b> atau <b>nirleka</b> (<i>nir</i>: tidak ada, <i>leka</i>: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah" title="Sejarah">sejarah</a> yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alam_semesta" title="Alam semesta">alam semesta</a>, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupan" title="Kehidupan">kehidupan</a> di muka <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi" title="Bumi">Bumi</a> dimana manusia mulai hidup.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Batas antara zaman prasejarah dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah" title="Sejarah">zaman sejarah</a> adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir" title="Mesir">Mesir</a> sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai" title="Kerajaan Kutai">Kerajaan Kutai</a>, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti" title="Prasasti">prasasti</a> yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Mahakam" title="Sungai Mahakam">Sungai Mahakam</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur" title="Kalimantan Timur">Kalimantan Timur</a> baru memasuki era sejarah.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paleontologi" title="Paleontologi">paleontologi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi" title="Astronomi">astronomi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi" title="Biologi">biologi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi" title="Geologi">geologi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi" title="Antropologi">antropologi</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arkeologi" title="Arkeologi">arkeologi</a>. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size:180%;"><span class="mw-headline">Periodisasi</span></span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Geologi" id="Geologi"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" style="font-size:130%;">Geologi</span></span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Berdasarkan geologi, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman-zaman tersebut merupakan periodisasi atau pembabakan prasejarah yang terdiri dari:</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Arkaeozoikum" id="Arkaeozoikum"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" style="font-size:130%;">Arkaeozoikum</span></span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Zaman ini berlangsung kira-kira 2500 juta tahun, pada saat itu kulit bumi masih panas, sehingga tidak ada kehidupan.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Paleozoikum" id="Paleozoikum"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" style="font-size:130%;">Paleozoikum</span></span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Paleozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman primer atau zaman hidup tua berlangsung selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Mesozoikum" id="Mesozoikum"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" style="font-size:130%;">Mesozoikum</span></span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Mesozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman sekunder atau zaman hidup pertengahan berlangsung selama kira-kira 140 juta tahun, antara 251 hingga 65 juta tahun yang lalu. Pada zaman pertengahan ini, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reptil" title="Reptil">reptil</a> berkembang dan menyebar ke seluruh dunia sehingga pada zaman ini sering pula disebut sebagai zaman reptil.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Neozoikum" id="Neozoikum"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" style="font-size:130%;">Neozoikum</span></span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Neozoikum atau zaman hidup pertengahan dibagi menjadi menjadi dua zaman, yaitu zaman Tersier dan zaman Kuartier. Zaman Tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun. Zaman ini ditandai dengan berkembangnya jenis binatang menyusui.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Sementara itu, Zaman Kuartier ditandai dengan munculnya manusia sehingga merupakan zaman terpenting. Zaman ini kemudian dibagi lagi menjadi dua zaman, yaitu zaman Pleitosen dan Holosin. Zaman Pleitosen (Dilluvium) berlangsung kira-kira 600.000 tahun yang ditandai dengan adanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia_purba" title="Manusia purba" class="mw-redirect">manusia purba</a>.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Zaman pleistosen ditandai dengan meluasnya lapisan es di kedua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kutub" title="Kutub">kutub</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bumi" title="Bumi">Bumi</a> (<i>zaman glacial</i>) dan diseling dengan zaman ketika es kembali mencair (<i>zaman interglacial</i>). Keadaan ini silih berganti selama zaman pleistosin sampai empat kali. Di daerah tropika zaman glacial ini berupa zaman hujan (<i>zaman pluvial</i>) yang diseling dengan zaman kering (<i>interpluvial</i>).</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Pada zaman glacial permukaan air laut telah menurun dengan drastis sehingga hanyak dasar laut yang kering menjadi daratan. Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> bagian barat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dasar_laut" title="Dasar laut">dasar laut</a> yang mengering itu disebut Dataran <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunda" title="Sunda">Sunda</a>, sedangkan di Indonesia bagian timur disebut Dataran Sahul. Dataran Sunda telah menyebabkan kepulauan Indonesia bagian barat menjadi satu dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benua_Asia" title="Benua Asia" class="mw-redirect">Benua Asia</a>, sedangkan Dataran Sahul telah pula menghubungkan kepulauan Indonesia bagian timur dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benua_Australia" title="Benua Australia" class="mw-redirect">Benua Australia</a>. Itulah sebabnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fauna" title="Fauna">fauna</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Flora" title="Flora">flora</a> Indonesia barat mirip dengan fauna dan flora Asia dan sebaliknya fauna dan flora Indonesia timur mirip dengan Australia. Manusia yang hidup zaman pleistosin adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Spesies" title="Spesies">spesies</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homo_erectus" title="Homo erectus">homo erectus</a>, yang menjadi pendukung kebudayaan batu tua (<i>Palaeolithicum</i>).</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Zaman pleistosin berakhir 10.000 tahun Sebelum Masehi kemudian diikuti oleh datangnya zaman Alluvium atau zaman Holosin yang masih berlangsung sampai sekarang. Dari zaman ini muncullah nenek moyang manusia sekarang, yaitu spesies <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homo_sapiens" title="Homo sapiens" class="mw-redirect">homo sapiens</a> atau makhluk cerdas.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Arkeologi" id="Arkeologi"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span style="font-size:130%;"><span class="mw-headline">Arkeologi</span></span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Zaman_Batu" id="Zaman_Batu"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-size:130%;"><span class="mw-headline">Zaman Batu</span></span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b>Zaman Batu</b> terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini dapat dibagi lagi atas:</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="text-align: justify;"><dt><span style="font-size:100%;">Zaman batu tua (<i>Paleolitikum</i>)</span></dt><dd><span style="font-size:100%;">Zaman batu tua (<i>palaeolitikum</i>), Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Homo_Erectus&action=edit&redlink=1" class="new" title="Homo Erectus (halaman belum tersedia)">Homo Erectus</a> yang terdiri.</span></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="text-align: justify;"><dt><span style="font-size:100%;">Zaman batu tengah (<i>mesolitikum</i>)</span></dt><dd><span style="font-size:100%;">Pada Zaman batu tengah (<i>mesolitikum</i>), alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens (manusia sekarang), yaitu ras Austromelanosoide (mayoritas) dan Mongoloide (minoritas).</span></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="text-align: justify;"><dt><span style="font-size:100%;">Zaman batu baru (<i>Neolitikum</i>)</span></dt><dd><span style="font-size:100%;">Alat-alat batu buatan manusia <b>Zaman batu baru</b> (<i>Neolithicum</i>) sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Di samping tembikar <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenun&action=edit&redlink=1" class="new" title="Tenun (halaman belum tersedia)">tenun</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batik" title="Batik">batik</a> juga sudah dikenal. Periode ini disebut masa bercocok tanam. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas).</span></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Zaman_Logam" id="Zaman_Logam"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h4 style="text-align: justify;"><span style="font-size:130%;"><span class="mw-headline">Zaman Logam</span></span></h4><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Pada <b>zaman Logam</b> orang sudah dapat membuat alat-alat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Logam" title="Logam">logam</a> di samping alat-alat dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batu" title="Batu">batu</a>. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut <i>bivalve</i> dan dengan cetakan tanah liat dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lilin" title="Lilin">lilin</a> yang disebut <i>acire perdue</i>. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="text-align: justify;"><dt><span style="font-size:100%;">Zaman tembaga</span></dt><dd><span style="font-size:100%;">Orang menggunakan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tembaga" title="Tembaga">tembaga</a> sebagai alat kebudayaan. Alat kebudayaan ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a> (termasuk Indonesia) tidak dikenal istilah zaman tembaga.</span></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="text-align: justify;"><dt><span style="font-size:100%;">Zaman perunggu</span></dt><dd><span style="font-size:100%;">Pada zaman ini orang sudah dapat mencampur tembaga dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Timah" title="Timah">timah</a> dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.</span></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><dl style="text-align: justify;"><dt><span style="font-size:100%;">Zaman besi</span></dt><dd><span style="font-size:100%;">Pada zaman ini orang sudah dapat melebur <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Besi" title="Besi">besi</a> dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perunggu" title="Perunggu">perunggu</a> sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500°C.</span></dd></dl><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Antara zaman neolithicum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalithicum, yaitu kebudayaan yang mengunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalithicum justru pada zaman logam.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><h1 style="font-weight: bold; text-align: justify;" id="firstHeading" class="firstHeading"><span style="font-size:130%;">Nusantara pada periode prasejarah</span></h1><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Secara geologi, wilayah barat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> moderen muncul kira-kira sekitar kala <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pleistosen" title="Pleistosen">Pleistosen</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> Daratan. Wilayah ini sekarang mencakup Pulau-pulau besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan ribuan pulau-pulau yang lebih kecil lainnya. Batas daratan lama ini sekarang dikenal sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_Wallace" title="Garis Wallace">Garis Wallace</a>. Sementara itu, wilayah timur Indonesia, yang mencakup Pulau Papua dan Kepulauan Aru sekarang, secara geografis terhubung dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benua_Australia" title="Benua Australia" class="mw-redirect">benua Australia</a> dan berumur lebih tua. terhubung dengan </span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Makhluk mirip manusia yang menghuni wilayah ini yang diketahui adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia_Jawa" title="Manusia Jawa">manusia Jawa</a>, yang hidup sekitar 500.000 tahun lalu. Fosil-fosil <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homo_erectus" title="Homo erectus">Homo erectus</a></i> ditemukan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di lembah sepanjang Bengawan Solo, seperti di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sangiran" title="Sangiran">Sangiran</a>. Fosil <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homo_sapiens" title="Homo sapiens" class="mw-redirect">Homo sapiens</a></i> pertama ditemukan di dekat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mojokerto" title="Mojokerto" class="mw-redirect">Mojokerto</a> (<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wajak&action=edit&redlink=1" class="new" title="Wajak (halaman belum tersedia)">Wajak</a>), di tepian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sungai_Brantas" title="Sungai Brantas">Sungai Brantas</a>.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Pendatang berupa manusia modern yang keturunannya masih hidup pada masa kini masuk ke Nusantara paling cepat sekitar 100 ribu tahun yang lalu. Berdasarkan kemiripan peninggalan temuan gambaran-gambaran di gua, mereka diperkirakan merupakan pendahulu dari penghuni wilayah Melanesia dan Australia asli sekarang. Kebudayaan yang didukung adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paleolitikum" title="Paleolitikum" class="mw-redirect">Paleolitikum</a> (Batu Tua).</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Es" title="Es">es</a> setelah berakhirnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Es" title="Zaman Es" class="mw-redirect">Zaman Es</a>.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Para cendekiawan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a> telah menulis tentang <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dwipantara&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dwipantara (halaman belum tersedia)">Dwipantara</a> atau kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu" title="Hindu" class="mw-redirect">Hindu</a> <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Jawa_Dwipa&action=edit&redlink=1" class="new" title="Jawa Dwipa (halaman belum tersedia)">Jawa Dwipa</a> di pulau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra" title="Sumatra" class="mw-redirect">Sumatra</a> sekitar <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/200_SM" title="200 SM">200 SM</a>. Kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tarumanagara" title="Tarumanagara" class="mw-redirect">Tarumanagara</a> menguasai wilayah Sunda sekitar tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/400" title="400">400</a> sampai tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/600" title="600">600</a> yang dilanjutkan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sunda" title="Kerajaan Sunda">Kerajaan Sunda</a> sampai abad ke-16. Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/425" title="425">425</a> agama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Buddha" title="Buddha">Buddha</a> telah mencapai wilayah tersebut.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><span class="mw-headline">Peninggalan masa prasejarah</span></span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Peninggalan masa prasejarah Nusantara diketahui dari berbagai temuan-temuan coretan/lukisan di dinding gua atau ceruk di tebing-tebing serta dari penggalian-penggalian pada situs-situs purbakala.</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Beberapa lokasi penemuan sisa-sisa prasejarah Nusantara:</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Lembah Sangiran, sekarang menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Taman_Purbakala_Sangiran&action=edit&redlink=1" class="new" title="Taman Purbakala Sangiran (halaman belum tersedia)">Taman Purbakala Sangiran</a></span></li><li><span style="font-size:100%;">Situs Purbakala Wajak, Mojokerto</span></li><li><span style="font-size:100%;">Liang Bua, Pulau Flores</span></li><li><span style="font-size:100%;">Gua Leang-leang, Sulawesi</span></li><li><span style="font-size:100%;">Situs Gua-gua Sangkulirang, Kutai Timur</span></li><li><span style="font-size:100%;">Situs Pasemah di Lampung</span></li><li><span style="font-size:100%;">Situs Cipari, Kuningan, Jawa Barat</span></li><li><span style="font-size:100%;">Situs Gilimanuk, Jembrana, Bali</span></li><li><span style="font-size:100%;">Situs Gua-gua Biak, Papua (40.000-30.000 SM)<sup id="cite_ref-0" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_prasejarah#cite_note-0" title="">[1]</a></sup></span></li><li><span style="font-size:100%;">Situs Lukisan tepi pantai di Raja Ampat, Papua Barat</span></li><li><span style="font-size:100%;">Situs Tutari, Kabupaten Jayapura, (periode Megalitikum)<sup id="cite_ref-1" class="reference"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_prasejarah#cite_note-1" title="">[2]</a></sup></span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><h1 style="text-align: justify;" id="firstHeading" class="firstHeading"><span style="font-size:100%;">Manusia purba Indonesia</span></h1><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;">Jenis-jenis manusia purba ada tiga di Indonesia yaitu:</span></p><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meganthropus_Paleojavanicus&action=edit&redlink=1" class="new" title="Meganthropus Paleojavanicus (halaman belum tersedia)">Meganthropus Paleojavanicus</a>,</span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pithecanthropus_Erectus" title="Pithecanthropus Erectus" class="mw-redirect">Pithecanthropus Erectus</a>,</span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homo_%28genus%29" title="Homo (genus)">Homo</a></span></li></ul><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size:130%;"><span class="mw-headline">Ciri–ciri manusia purba Indonesia</span></span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meganthropus_Paleojavanicus&action=edit&redlink=1" class="new" title="Meganthropus Paleojavanicus (halaman belum tersedia)">Meganthropus Paleojavanicus</a></span> <ul><li><span style="font-size:100%;">Memiliki tulang pipi yang tebal</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memiliki otot kunyah yang kuat</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memiliki tonjolan kening yang menyolok</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memiliki tonjolan belakang yang tajam</span></li><li><span style="font-size:100%;">Tidak memiliki dagu</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memiliki perawakan yang tegap</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memakan jenis tumbuhan</span></li></ul> </li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pithecanthropus&action=edit&redlink=1" class="new" title="Pithecanthropus (halaman belum tersedia)">Pithecanthropus</a></span> <ul><li><span style="font-size:100%;">Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm</span></li><li><span style="font-size:100%;">Volume otak berkisar antara 750 – 1350 cc</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bentuk tubuh & anggota badan tegap</span></li><li><span style="font-size:100%;">Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bentuk tonjolan kening tebal</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bentuk hidung tebal</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bagian belakang kepala tampak menonjol</span></li></ul> </li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homo" title="Homo">Homo</a></span> <ul><li><span style="font-size:100%;">Volume otaknya antara 1000 – 1200 cc</span></li><li><span style="font-size:100%;">Tinggi badan antara 130 – 210 cm</span></li><li><span style="font-size:100%;">Otot tengkuk mengalami penyusutan</span></li><li><span style="font-size:100%;">Muka tidak menonjol kedepan</span></li><li><span style="font-size:100%;">Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna</span></li></ul> </li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Hasil_budaya_manusia_purba_Indonesia" id="Hasil_budaya_manusia_purba_Indonesia"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size:130%;"><span class="mw-headline">Hasil budaya manusia purba Indonesia</span></span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Pithecanthropus Erectus</span></li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapak_perimbas&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kapak perimbas (halaman belum tersedia)">Kapak perimbas</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapak_penetak&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kapak penetak (halaman belum tersedia)">Kapak penetak</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapak_gengam&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kapak gengam (halaman belum tersedia)">Kapak gengam</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pahat_gengam&action=edit&redlink=1" class="new" title="Pahat gengam (halaman belum tersedia)">Pahat gengam</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alat_serpih&action=edit&redlink=1" class="new" title="Alat serpih (halaman belum tersedia)">Alat serpih</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alat-alat_tulang&action=edit&redlink=1" class="new" title="Alat-alat tulang (halaman belum tersedia)">Alat-alat tulang</a></span></li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Homo</span></li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapak_gengam&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kapak gengam (halaman belum tersedia)">Kapak gengam</a> / <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kapak_perimbas&action=edit&redlink=1" class="new" title="Kapak perimbas (halaman belum tersedia)">Kapak perimbas</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alat_serpih&action=edit&redlink=1" class="new" title="Alat serpih (halaman belum tersedia)">Alat serpih</a></span></li><li><span style="font-size:100%;"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Alat%E2%80%93alat_tulang&action=edit&redlink=1" class="new" title="Alat–alat tulang (halaman belum tersedia)">Alat–alat tulang</a></span></li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a name="Ciri-ciri" id="Ciri-ciri"></a></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span style="font-size:130%;"> <span class="mw-headline">Ciri-ciri</span></span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Meganthropus Paleojavanicus</span></li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Memiliki tulang pipi yang tebal</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memiliki oto kunyah yang kuat</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memiliki tonjolan kening yang menyolok</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memiliki tonjolan belakang yang tajam</span></li><li><span style="font-size:100%;">Tidak memiliki dagu</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memiliki perawakan yang tegap</span></li><li><span style="font-size:100%;">Memakan jenis tumbuhan</span></li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Pithecanthropus Erectus</span></li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Tinggi badan sekitar 165 - 180 cm</span></li><li><span style="font-size:100%;">Volume otak berkisar antara 750 - 1350 cc</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bentuk tubuh & anggota badan tegap tetapi tidak setegap megantropus.</span></li><li><span style="font-size:100%;">Alat pengunyah dan alat tengkuk tidak sekuat megantropus.</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bentuk graham besar dengan rahang yang sangat kuat</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi.</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bentuk hidung tebal</span></li><li><span style="font-size:100%;">Bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde.</span></li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">muka menonjol ke depan,dahi miring ke belakang</span></li></ol><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Homo</span></li></ul><div style="text-align: justify;"> </div><ol style="text-align: justify;"><li><span style="font-size:100%;">Volume otaknya antara 1000 - 1200 cc</span></li><li><span style="font-size:100%;">Tinggi badan antara 130 - 210 cm</span></li><li><span style="font-size:100%;">Otot tengkuk mengalami penyusutan</span></li><li><span style="font-size:100%;">Muka tidak menonjol kedepan</span></li><li><span style="font-size:100%;">Berdiri tegak dan berjalan lebih sempurna</span></li></ol><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></div>Tika Tisnawatihttp://www.blogger.com/profile/04841225418531413517noreply@blogger.com0